![]() |
Budidaya jamur jadi andalan para ibu dari KBA Kebun Jeruk, Jakarta. |
“Perempuan adalah
tiang negara, jika baik perempuannya maka baiklah negaranya dan jika rusak perempuannya maka rusak pula negaranya” (Al Hadist)
Peran kaum perempuan dalam sebuah masyarakat sudah banyak
tercatat dalam lembar-lembar sejarah.Namun dalam tulisan pendek ini, saya tidak akan bercerita soal peran perempuan
hebat di level bangsa atau negara. Saya
hanya akan sharing tentang the
power of emak-emak atau kekuatan
para emak/kaum perempuan di level akar rumput. Di sebuah kampung, di tengah ibu kota Indonesia: Jakarta.
Kampung itu bernama Perumahan Sederhana RW 06. Perkampungan
berpenduduk sekitar 230-an keluarga di Kelurahan Kebun Jeruk, Jakarta Barat.
Sebuah permukiman di Jalan Raya Kebun Jeruk – Rawa Belong.
Lokasi di tengah Jakarta yang arus lalu lintasnya ramai, hiruk pikuk nyaris selama
24 jam.
Berbeda dengan permukiman non cluster atau non kompleks
modern di kota Jakarta yang kebanyakan terkesan semerawut, sumuk, tidak tertata dan kumuh. Perumahan Sederhana RW 06 justru
menampilkan kesan ramah, sejuk dan asri. Tak ada yang mengira, di pinggiran jalan yang sangat ramai
dan banyak diapit gedung-gedung tinggi, ada sebuah permukiman seperti itu.
Saat mengunjungi
permukiman ini September lalu, begitu
memasuki gapura kampung, saya disambut deretan pepohonan hijau beragam jenis.
Seperti pohon melinjo, sawo, mangga, beringin putih hingga mahoni.
![]() |
Suasana asri berseri seperti ini terlihat di tiap rumah di KBA Kebun Jeruk |
Tak cuma di jalanan sekitar gapura, suasana asri pun jadi
pemandangan hampir di seluruh rumah di Perumahan Sederhana. Deretan rumah bertipe 36 hingga 45 di sini, semua
halamannya ijo royo-royo. Sedap menyejukkan mata. Semua keasrian serta kerapian
di perumahan ini adalah buah ketekunan
dan keuletan para emak di permukiman tersebut.
Uniknya tiap warga di kampung ini, selalu menyelipkan pohon
jeruk diantara rimbun pohon hijau dan kembang aneka warna di depan rumah mereka. Jeruk apa saja. Dari jeruk nipis, jeruk purut, lemon hingga jeruk manis ada.
“Karena jeruk adalah ciri khas kampung kita: Kampung Kebun
Jeruk. Jadi ya tanaman itu harus terus dilestarikan, supaya Kebun Jeruk tidak
sekadar nama,” kata bu Popon Tatang Haruman , Ketua Kampung Berseri Astra (KBA)
Perumahan Sederhana RW 06 Kebun Jeruk yang mendampingi saya siang itu.
![]() |
Gedung Sasana Krida, di gedung mungil ini para ibu menjalankan ide-ide KBA Kebun Jeruk |
![]() |
Taman asri di Gedung Sasana Krida KBA Kebun Jeruk |
Astra Datang, Para
Emak Senang
Kepada saya, Bu Popon banyak menceritakan awal mula para ibu
di Perumahan Sederhana membangun kampung agar lebih nyaman dihuni. Jauh sebelum
Astra “memayungi” para ibu lewat program KBA, Bu Popon dan teman-temannya sudah
mengawali upaya mewujudkan kampung nyaman, aman, asri dan tangguh secara
ekonomi lewat program-program PKK.
Dan pusat kegiatan para ibu di kampung ini berada di Gedung
Sasana Krida di jalan Melur. Gedung mungil di jantung permukiman ini, jadi pusat denyut kegiatan
seluruh warga. Gedung Sasana Krida merupakan sebuah gedung pertemuan. Luas
bangunannya sekitar 150 meter, diapit taman mungil dengan arena bermain,
jogging track dan apotek hidup.
Di gedung mungil inilah, para emak Perumahan Sederhana RW 06
guyub, menyusun gagasan dan merancang
strategi pemberdayaan masyarakat.
Menurut Yoke Wintono, Wakil Ketua KBA Astra Perumahan
Sederhana, para emak-emak di perumahan ini sudah “ngumpul-ngumpul” di PKK sejak
belasan tahun lalu. Namun organisasi mereka jadi lebih terarah dan bertenaga
setelah ada pendampingan CSR Astra. “Pendampingan Astra membuat organisasi kita
lebih konkret visi misinya. Lewat perencanaan
yang baik, kita bisa capai target-target yang dulu sepertinya sulit,”beber Yoke.
Astra mulai melakukan pendampingan sekitar tahun 2013.
Setelah beberapa kali Perumahan Sederhana mewakili Jakarta Barat di sejumlah event
tingkat provinsi. Seperti event Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS),lomba pemanfaatan tanah pekarangan (PTP), lomba PAUD terbaik hingga pameran-pameran
produk unggulan.
Tawaran pendampingan Astra pun disambut baik oleh bu Popon
dan Yoke serta ibu-ibu lain. Apalagi Astra tak hanya sharing ilmu manajemen
organisasi, tapi juga menyalurkan bantuan CSR yang memang sangat mereka butuhkan.
“Dulu PKK tidak punya uang. Pembiayaan kegiatan dari arisan
atau urunan para ibu pengurus. Tapi sejak memperoleh pelatihan Astra, kita
lebih berdaya. Astra memberi kail.Mereka memberi ilmu. Kita jadi banyak ide usaha dan mampu
mewujudkannya untuk membiayai kegiatan.
Pendek kata kita lebih mandiri, lebih senang,
pokoknya semua happy ,”kata bu Popon.
![]() |
Selain budidaya jamur, KBA Kebun Jeruk juga mengelola kebun bunga dan tanaman obat |
Dari Sosial hingga
Bisnis
Beragam usaha dan kegiatan ibu-ibu Perumahan Sederhana RW 06, berpusat di Gedung Sasana Krida. Di sini secara rutin dilaksanakan kegiatan sosial seperti Posyandu untuk membina kesehatan balita sebulan sekali, lalu Poswindu yang menyasar remaja hingga warga dewasa, dan Poslansia untuk memantau kesehatan warga berusia lanjut.
Beragam usaha dan kegiatan ibu-ibu Perumahan Sederhana RW 06, berpusat di Gedung Sasana Krida. Di sini secara rutin dilaksanakan kegiatan sosial seperti Posyandu untuk membina kesehatan balita sebulan sekali, lalu Poswindu yang menyasar remaja hingga warga dewasa, dan Poslansia untuk memantau kesehatan warga berusia lanjut.
![]() |
Kegiatan belajar di PAUD KBA Kebun Jeruk |
Di Gedung Sasana Krida setiap hari, dari pukul delapan
hingga 10 pagi juga dibuka taman bermain
dan layanan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Saat ini PAUD KBA Kebun Jeruk mendidik 20-an anak. Peserta
didik adalah putra-putri perumahan dan dari warga sekitarnya. Jumlah ini
menurun dibanding dua tahun lalu yang
sempat mendidik 80 anak. Menurut Yoke, jumlah peserta didik fluktuatif
mengikuti jumlah anak-anak usia 4-5 tahun di lingkungan mereka.
Masih dari program sosial, KBA Kebun Jeruk tiap enam bulan
sekali bersama Astra menyalurkan bantuan beasiswa untuk anak-anak berprestasi mulai
dari tingkat SD hingga SMA di lingkungan mereka. Jumlah beasiswa yang diberikan
cukup besar: Rp 750 ribu untuk SMA, Rp 650 ribu untuk SMP dan Rp 450 ribu untuk
SD. Sementara untuk anak yatim piatu, tiap bulan mereka memberikan bantuan bagi
20 anak dengan nilai bantuan Rp 200 ribu per anak.
Sistem Silang
Pendanaan
Sejak memperoleh pendampingan Astra, kegiatan KBA Kebun Jeruk terus berkembang. Tak hanya mengandalkan bantuan dari Astra, para ibu kini bisa lebih mandiri.
Sejak memperoleh pendampingan Astra, kegiatan KBA Kebun Jeruk terus berkembang. Tak hanya mengandalkan bantuan dari Astra, para ibu kini bisa lebih mandiri.
Di luar aktivitas PAUD, para ibu pada sore hari mengembangkan usaha
budidaya jamur, mengelola kebun bunga, dan merawat tanaman obat. Hasil
penanaman jamur dan bunga masuk kas, sementara tanaman obat bisa digunakan
gratis oleh semua warga yang membutuhkan. Hasil usaha inilah yang digunakan
untuk menutup biaya program KBA.
Budidaya jamur masih jadi andalan KBA Kebun Jeruk. Di belakang
Gedung Sasana Krida, berdiri rumah budidaya jamur. Ada seribuan baglog jamur
yang tersusun rapi di tempat itu. Bibit jamur awalnya mereka peroleh dari Dinas
Pertanian dan bantuan Astra. Namun sejak pertengahan tahun 2018 mereka sudah
membeli sendiri baglog-baglog jamur tersebut.
Secara giliran, sesuai jadwal, para ibu pengurus dan anggota
KBA merawat jamur-jamur ini agar bisa panen. Mereka memperoleh pengetahuan
budidaya jamur lewat pelatihan Dinas Pertanian dan instruktur Astra.
Hasil panen jamur, sudah jelas pasarnya. Para perajin jamur
crispy dan nasi bakar jamur sudah antre menampung hasil panen tiap 3 bulan
sekali. Dari budidaya jamur ini, kas KBA akan memperoleh keuntungan Rp 2,5 juta.Belum terlalu besar, tapi cukup
membiayai kegiatan.
![]() |
Bank Sampah Perumahan Sederhana RW 06 Kebun Jeruk |
![]() |
Bank Sampah siap menampung beragam barang bekas yang jika disimpan di rumah hanya jadi sarang nyamuk juga serangga. |
Bank Sampah
Ibu-ibu KBA Kebun Jeruk, tak cuma mahir dalam kegiatan sosial atau bisnis jamur. Mereka ternyata juga sangat cinta lingkungan. Didorong kesamaan visi, ingin punya rumah yang bebas sampah dan bersih, mereka mendirikan Bank Sampah.
Ibu-ibu KBA Kebun Jeruk, tak cuma mahir dalam kegiatan sosial atau bisnis jamur. Mereka ternyata juga sangat cinta lingkungan. Didorong kesamaan visi, ingin punya rumah yang bebas sampah dan bersih, mereka mendirikan Bank Sampah.
Lokasi Bank Sampah terletak di sebelah gapura masuk
perkampungan. Tempat ini jadi pusat bagi warga yang ingin menyerahkan sampah –sampah
mereka. Ada tiga bangunan kecil di lokasi ini yang berfungsi sebagai tempat
serah terima/pencatatan sampah, tempat pemilahan sampah dan komposting.
Menurut Bendahara Bank Sampah Perumahan sederhana RW 06,
Joyce mereka saat ini mempunyai 39 nasabah. Tiap nasabah memiliki buku catatan berisi
data sampah dan uang yang akan mereka peroleh.
Sistem bank sampah yang berdiri pada Februari 2018 ini,
adalah menjembatani warga yang ingin menguangkan barang-barang bekas dan sampah
di rumah mereka ke pengepul atau bank sampah induk. Dari daftar, ada 49 jenis
barang yang diterima bank sampah.Mulai dari botol bekas, buku bekas,ember
pecah, tas kresek, hingga kardus-kardus
yang hanya bisa jadi sarang nyamuk jika dibiarkan menumpuk di rumah.
“Rumah bersih sekaligus dapat uang,itulah untungnya jadi
nasabah bank sampah,”kata Joyce yang juga guru les piano. Menurutnya beberapa
nasabah saat ini ada yang sudah membukukan simpanan hingga setengah juta
rupiah, hanya dalam tempo empat bulan.
![]() |
KBA jadi jembatan mewujudkan ide-ide positif |
Tantangan Membagi
Waktu
Agenda kegiatan KBA yang padat, plus kesibukan sebagai ibu
rumah tangga atau pekerja, merupakan tantangan bagi para ibu pengurus dan anggota
KBA Kebon Jeruk. “Tapi dengan niat tulus juga tekad kuat demi menciptakan rumah
dan permukiman yang nyaman,semua bisa dijalani,” kata bu Popon yang merupakan
pensiunan perawat sebuah rumah sakit di Jakarta.
Menurut bu Popon, agenda KBA sebenarnya juga jadi cita-cita
para ibu di perumahan mereka. Sebab, Tak
ada keluarga yang tak mau rumahnya asri, sejuk, aman dan nyaman dihuni. KBA memang banyak
melibatkan para ibu, karena berharap
dari para bapak untuk ikut full mengelola kegiatan sangat sulit. Keterbatasan
waktu, dan ribet dengan pekerjaan membuat peran bapak di KBA bisa dimaklumi jika
tak maksimal.
Sementara bagi Yoke, KBA Kebun Jeruk adalah bentuk
kepedulian para ibu mewujudkan lingkungan yang lebih baik. “Saya senang, bisa mengorganisir
ibu-ibu lain berperan mewarnai lingkungan
jadi lebih bersih dan nyaman,”ungkapnya.
KBA Kebun Jeruk RW 06 memang bukan KBA terbaik saat ini.
Namun sejumlah kegiatan mereka terbukti mampu mengubah permukiman di salah satu
sudut Jakarta jadi lebih aman, nyaman, ramah, asri dan memesona. Para ibu di perumahan
ini telah membuktikan kekuatan mereka, kekompakan mereka untuk mengubah
lingkungan menjadi lebih baik berseri bersama Astra. (*)
Hidup sehat, anak-anak terpenuhi pendidikannya tak lain dari hal menuju sukses ya.
BalasHapuskampung yang inspiratif, tulisan yang keren..
BalasHapus