slider

Recent

Diberdayakan oleh Blogger.

Logo TVRI dari Masa ke Masa

  Logo TVRI sejak 2019. Lebih milenial tapi mirip DW Jerman Deutsche Welle atau DW adalah TV dan Radio plat merah Jerman. Selain untuk warga...

Cari Blog Ini

Navigation

Hari Pers Nasional dan Kemewahan Jurnalis

hari pers nasional

Jurnalis/wartawan/penulis lepas adalah "roh" Komik Tintin, Richochet,  Novel Balada Si Roy dan tentunya Lupus. Keseruan petualangan merekalah yang mewarnai dan membentuk imajinasi masa-masa SD dan SMP-ku. Suatu periode yang sering disebut para pendidik sebagai "waktu emas" mengeksplorasi cikal bakal masa depan.
.
.
Meski pernah bercita-cita jadi tentara (cita-cita orisinil kebanyakan anak laki), pengaruh Tintin dan Lupus membuat jurnalis jadi goal dan impian yang harus diwujudkan saat mulai duduk di bangku SMA.
.
.
Cita-cita ini makin mantap bukan karena dekat dengan heroisme ala petualangan Tintin. Tapi karena secara naluriah, di situ ada kemewahan bekerja tanpa "membungkuk" , memberi hormat berlebihan pada siapa pun, apalagi menjilat.
.
.
DNA pekerjaan ini  tak kenal rasa takut. Tak kenal rasa gelisah bakal turun pangkat, dinonjobkan, atau digosar-geser. Sebab pekerjaan ini sangat natural: membebaskan. Ya, Jurnalis pada hakekatnya adalah hobi sekaligus pekerjaan yang mencerdaskan sekaligus  independen!
.
.
Begitu keren kerjaan ini, sampai ada Undang-undang yang melindunginya. Undang-undang yang sekaligus akan bikin malu, jika kerjaan yang punya bejibun keistimewaan ini justru dilakukan dengan asal-asalan, menerabas kepercayaan juga independensi yang mewah itu. Baik tak sadar, mindik-mindik, samar, atau malah terang benderang.
.
.
Selamat Hari Pers Nasional ( bagi yang merayakannya)

Share
Banner

EKMALMNA

Post A Comment:

0 comments: