slider

Recent

Diberdayakan oleh Blogger.

Logo TVRI dari Masa ke Masa

  Logo TVRI sejak 2019. Lebih milenial tapi mirip DW Jerman Deutsche Welle atau DW adalah TV dan Radio plat merah Jerman. Selain untuk warga...

Cari Blog Ini

Navigation

Karya Medan Bisa Bersaing di Tingkat Internasional




Diskusi Bersama Onny Kresnawan, Sineas Medan



SINEAS-SINEAS muda Medan sebenarnya tak kalah dengan sineas dari kota lain di Indonesia. Berbekal semangat, idealisme dan kreatifitas tinggi, sejumlah film dokumenter buatan anak muda Medan bisa meraih prestasi.

Penggiat film dokumenter Medan, Onny Kresnawan menuturkan potensi itu saat diskusi di kantor Harian Tribun Medan, Jl Gatot Subroto No.449 D-G, Medan, Sabtu (21/1). Direktur Sineas Film Documentary (SFD) Indonesia itu hadir didampingi asistennya Anto Oengsi.

Selama lebih dari satu jam, mantan kameraman TPI itu bertutur banyak soal prestasi dan peluang yang terbuka lebar di dunia film dokumenter.

"Dengan kreatifitas, dunia film dokumenter bisa menghasilkan rupiah. Terbukti, sejumlah NGO asing mulai banyak menggunakan jasa kita untuk membuat video report program-program mereka," tutur Onny.

Setelah hengkang dari TPI tahun 2003, Onny harus berjibaku di pengadilan untuk menyelesaikan kasus perburuhan yang menimpanya. Dalam kondisi finansial hancur-hancuran, dia tetap ingin memanfaatkan keterampilannya di bidang audio visual agar berguna bagi masyarakat.

Menurut Onny, film dokumenter punya kekuatan kontrol sosial yang tak kalah dibanding video berita yang ditayangkan di stasiun televisi lokal. Bahkan dalam beberapa kasus, film dokumenter terbukti evergreen karena tidak basi dimakan zaman.

Karya kritik sosial pertama Onny berjudul Goresan Anak Pemulung. Film dokumenter yang bertutur tentang kehidupan pemulung ini dirilisnya tahun 2006, disela-sela perjuangannya di pengadilan yang betul-betul menguras waktu dan uangnya.

Hasilnya luar biasa, film perdana ini langsung masuk nominasi dalam sejumlah ajang festival film dokumenter nasional.

" Begitu masuk nominasi di festival Jogja tahun 2006, saya tersadar bahwa saya bisa. Dengan kreatifitas dan keseriusan karya kita tak kalah kok," kata kameraman yang sehari-hari mengoperasikan camcorder Sony FX7 HDV itu.

Setelah itu, Onny kembali menelurkan beberapa karya, misalnya Pantang di Jaring Halus yang masuk nominasi di Festival Film Konfiden, lalu Badai, dan Smong yang masuk lima besar festival film kearifan lokal Menbudpar tahun 2011 .

Namun puncak karyanya diraih lewat film berjudul Perempuan Nias Meretas Kesetaraan. Film yang mengambil setting di Nias ini sukses jadi film kampanye untuk Konferensi Sex Tourism Asia di Bali tahun 2009.

Film Perempuan Nias Meretas Kesetaraan apresiasi tinggi, karena dinobatkan sebagai ikon kampanye menentang kekerasan pada perempuan.Mengalahkan karya sineas Singapura dan Thailand.

Dengan sejumlah prestasi ini, Onny berharap anak-anak muda Medan terus berkarya dan menunjukkan eksistensinya sebagai pembuat film dokumenter. Sebab dengan ketekunan, serius dan kreatifitas tinggi, karya lokal bisa juga meraih prestasi. Meski, selama ini diakui Onny, pemerintah lokal sangat minim perhatian pada sejumlah potensi yang sebenarnya banyak berserak di Kota Medan.(cr1/em)


Tulisan sudah diterbitkan di Harian Tribun Medan, 22 Januari 2012
Share
Banner

EKMALMNA

Post A Comment:

0 comments: