slider

Recent

Diberdayakan oleh Blogger.

Logo TVRI dari Masa ke Masa

  Logo TVRI sejak 2019. Lebih milenial tapi mirip DW Jerman Deutsche Welle atau DW adalah TV dan Radio plat merah Jerman. Selain untuk warga...

Cari Blog Ini

Navigation

Danau Toba itu Gunung Api yang Tidur




Diskusi Tribun Bersama Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi ITM

DANAU TOBA, siapa pun tahu keindahannya. Salah satu danau terbesar di dunia ini ternyata menyimpan banyak misteri. Di kalangan ahli geologi, Danau Toba merupakan misteri yang belum terpecahkan.Bagi mereka Danau Toba bukanlah danau tapi gunung berapi yang sedang tidur panjang.

Untuk mengungkap wajah lain Danau Toba inilah Himpunan Mahasiswa Teknik Geologi, Institut Teknologi Medan (HMTG ITM) akan menggelar seminar dan pameran foto pada 3 Desember 2011 mendatang.

" Kita berharap lewat seminar ini, masyarakat jadi paham apa yang dikandung Danau Toba. Berikut mitigasi bencana, sebab Sumatera Utara berada di atas cincin api (ring of fire)," kata Erriza Syahputra, Ketua Pelaksana seminar saat berdiskusi di Harian Tribun Medan, Sabtu (29/10).

Dalam diskusi ini, Riza bersama empat rekannya mengungkapkan sisi lain danau berkedalaman 500 meter itu. Menurut Riza, di kalangan ahli geologi dan ilmu bumi Danau Toba bukanlah sekadar danau yang indah.

"Danau Toba itu sebenarnya gunung berapi. Terakhir meletus 75 ribu tahun lalu. Dari sejumlah penelitian, letusan Gunung Toba sangat dahsyat sehingga membuat bumi tertutup awan gelap selama lebih kurang 4 bulan," tutur Riza.

Dalam kajian geologi, tak ada gunung yang benar-benar mati. Begitu pula dengan danau yang memiliki panjang 100 Km dan lebar 30 Km itu. Tak heran jika Danau Toba atau lebih dikenal sebagai Toba Caldera di kalangan ahli geologi, sangat menarik untuk diteliti. Bagi mereka Gunung Toba itu hanya tidur lelap, dan belum diketahui kapan akan terjaga (meletus).

Bagi mahasiswa Teknik Geologi ITM, Danau Toba sudah berkali-kali jadi objek penelitian mereka. Selain ITM, sejumlah peneliti asing juga sangat ambisius mengungkap misteri Gunung Toba.

Menurut catatan sejarah, peneliti asing yang pertama tertarik adalah geolog Belanda Van Bemmelen. Pada tahun 1939, dia melaporkan Danau Toba ternyata dikelilingi batu-batuan apung khas peninggalan letusan gunung. Dari sinilah, kemudian Van Bemmelen menyimpulkan, Toba adalah sebuah gunung berapi.

Van Bemmelen secara keilmuan menduga Gunung Toba meledak secara dahsyat tiga kali. Ledakan pertama 840 ribu tahun lalu dan yang terakhir 74.000 tahun lalu. Ledakan menghancurkan tubuhnya sendiri dan membentuk cekungan seperti sekarang.



" Ahli geologi tidak sedang menakut-nakuti. Tapi mengungkapkan secara keilmuan yang mereka miliki. Dan peran pemerintah juga kami para mahasiswa adalah melakukan sosialisasi dan mitigasi bencana. Membangun kesadaran itu bisa menekan jumlah korban jiwa di masa mendatang," imbuh Riza.

Ilmu seputar mitigasi bencana sangat perlu disosialisasikan kepada warga. Sebab dilihat secara geologis, Sumatera Utara dan Pulau Sumatera berada di jalur rawan bencana. Karena itu pada seminar yang akan digelar di Hotel Garuda Plaza mendatang, HMTG ITM akan menghadirkan sejumlah pembicara yang ahli dalam bidang mitigasi.

Pembicara yang sudah memberikan sinyal hadir adalah Ketua Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Dr Ir Surono dan Andi Arief Staf Presiden Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam.

Seorang panitia seminar lain, Husni Randa menambahkan, di even ini mereka juga akan mengadakan lomba fotografi. Lomba bertajuk Cerita Kecil Bumi dari Fotografi ini terbuka untuk umum, mahasiswa, dan mahasiswa khusus geologi. (afr/em)

Tulisan ini pernah terbit di Harian Tribun Medan, 30 Oktober 2011
Share
Banner

EKMALMNA

Post A Comment:

0 comments: