Hipnosis Juga Bisa Untuk Interogasi
Diskusi Tribun Bersama Sugistino Rahmat Hakim, Ahli Hipnosis Medan
HIPNOSIS sebagai ilmu ternyata sudah dikenal manusia sejak 3.000 tahun lalu. Meski awalnya banyak digunakan dalam pengobatan zaman Yunani kuno, tapi akhir-akhir ini ilmu yang memainkan alam bawah sadar manusia ini kerap digunakan untuk kejahatan.
Atas dasar itulah pemilik Magic Counter di Sun Plaza, Medan, Sugistino Rahmat Hakim belajar ilmu tentang Hipnosis. Sugistino yang biasa dipanggil Mister ini sudah cukup makan asam garam di dunia sulap, ilusi, dan hipnosis di Kota Medan.
Namun akhir-akhir ini, Sugistino lebih memperdalam hipnosis karena rasa ingin tahunya cukup besar di bidang ini. Sebagai praktisi hipnotis, Sugistino kerap mendampingi Damien ilusionis kawakan Indonesia jika tampil di Medan.
"Yang membuat saya tertarik adalah ternyata hipnosis itu merupakan gerakan atau tindakan yang sering dilakukan manusia, namun kebanyakan dari kita tidak mengetahuinya," kata Sugistino dalam diskusi bareng Tribun Medan, Sabtu (15/10)
Hipnosis dalam kehidupan sehari-hari dicontohkan Sugistino, ketika manusia sangat konsentrasi membaca sehingga tak menyadari orang-orang disekitarnya. Atau seorang wanita yang terpesona pada sebuah barang di etalase toko. Kondisi ketika manusia hanya fokus pada satu objek saja inilah yang menjadi gerbang memasuki alam bawah sadar.
Meski akhir-akhir ini ilmu hipnosis banyak dilakukan untuk melakukan aksi kejahatan, baik di kendaraan maupun penipuan jarak jauh lewat ATM, tapi menutur Sugistino ilmu hipnosis masih memiliki banyak manfaat positif.
Beberapa aplikasi positif itu misalnya, Hipno Theraphy, Hipno Selling dan Hipno Forensik. Hipno Theraphy biasanya digunakan di dunia kedokteran. Saat ini banyak ibu-ibu hamil mempelajari ilmu hipnosis untuk meniadakan rasa sakit saat melahirkan.
Atau para marketer dan perusahaan kelas dunia, juga mulai memperkenalkan ilmu hipno selling untuk memotivasi para sales mereka mencapai target.
"Dan yang paling terbaru, tentu menggunakan ilmu hipnosis di dunia kepolisian disebut hipno forensik. Polisi saat ini mulai menggunakan hipnosis untuk mengorek pengakuan dan keterangan tersangka. Hipnosis membuat proses interogasi lebih mudah," papar Sugistino.
Ditanya langkah awal yang harus dilakukan untuk mengetahui dan membuat orang terhipnosis, Pria berbadan tinggi ini menjelaskan mereka yang ingin memiliki dan mempelajari ilmu tentang hipnosis harus belajar mendekati seseorang dan berusaha mengerti apa yang diinginkan dari seseorang tersebut.
" Hipnosis itu mensyaratkan kemampuan berkomunikasi yang baik. Sebab sebenarnya hipnosis adalah keterampilan komunikasi verbal. Setiap pesan atau perintah harus jelas dan akurat sampai ke orang yang dihipnosis,"imbuhnya.
Dalam diskusi tersebut, bersama tiga asistennya Sugistino juga mempraktikkan bagaimana hipnosis bisa membuat orang tertidur lelap, tak bisa melihat meski lingkungan dalam keadaan
terang, membuat orang merasa segar atau bahagia dan menghinosis orang agar telapak tangannya tak kesakitan saat dibakar .
Sementara untuk menghindari jadi korban hipnosis juga gendam (ilmu hitam untuk mempengaruhi orang) saat dalam perjalanan, Sugistino menyarankan warga Medan agar tak mudah percaya pada orang asing. Mereka juga harus selalu berdoa sebelum bepergian.
"Jadi kepada masyarakat khususnya kaum wanita, harus selalu waspada dan berhati-hatilah saat berada keramaian. Jangan mudah terpana dan kosong pikiran, sebab saat seperti itulah hipnosis bisa masuk," kata Sugistino.
Hipnosis menurut Sugistino tak akan berjalan, jika orang yang dituju selalu berpikir logis. Tapi dia akan sangat efektif jika seseorang itu dalam kondisi kosong, pasrah, rileks, dan percaya pada pelaku hipnosis (biasa disebut hipnotis).
Selain sering tampil di sejumlah acara Sugistino juga membuka peluang bagi warga Medan untuk belajar sulap dan hipnosis. Jika anda tertarik, silakan datang ke Magic Counter di Sun Plaza, Medan. Di tempat ini juga tersedia beragam alat sulap, mulai dari kartu, koin, hingga ilusi. (akb/em)
Tulisan ini pernah terbit di Harian Tribun Medan,16 Oktober 2011
Post A Comment:
0 comments: