slider

Recent

Diberdayakan oleh Blogger.

Logo TVRI dari Masa ke Masa

  Logo TVRI sejak 2019. Lebih milenial tapi mirip DW Jerman Deutsche Welle atau DW adalah TV dan Radio plat merah Jerman. Selain untuk warga...

Cari Blog Ini

Navigation

Begini Rasanya Positif Covid-19




Januari 2022 memasuki pekan terakhir. Bayang-bayang pandemi Covid-19 masih jauh dari kata akhir. Bahkan pekan-pekan ini, grafik kasus positif kembali menanjak.

Diantara angka-angka positif itu, aku ada di dalamnya. Pertahananku, istri dan anak yang kami jaga sejak Maret 2020 jebol juga.

Senin, 24 Januari 2022, aku mengisi daftar tracingan di kantor karena masuk kontak erat seorang produser yang pagi hari itu dinyatakan positif corona. 

Aku pekan sebelumnya, tepatnya Kamis 20 Januari sempat ngobrol  10 menitan dengan dia, di kubikel newsroom. Ngobrol dengan jaga jarak, pakai masker, sesuai prokes yang sudah dua tahun diterapkan di kantor.

Di hari Jumat, 21 Januari 2022 aku kembali bekerja di kantor. Karena siang itu, ada peresmian studio digital di Gedung Kompas, Palsel.

Kondisiku masih sehat, tapi siang itu aku tidak Jumatan di masjid deket pasar karena merasa kurang aman di tengah kerumunan. Meski beberapa rekan, mengajak jumatannya di jalan depan masjid aku tetap menolak secara halus. Sebagai gantinya, aku sholat zuhur sendiri di musholla newsroom.

Peresmian Studio Digital Kompas TV. Tetap menjaga protokol kesehatan

Pada Jumat malam, saat di rumah baru aku merasakan kondisi badan mulai nggak beres. Kepala tiba-tiba berat, pusing dan kliyengan. Punggung berasa cekit-cekit, linu ngilu, kayak ditusuk-tusuk.

Tak pernah kepikiran itu gejala Covid-19. Aku hanya menduga kecapekan setelah 4 hari berturut WFO.

Badan makin nggak karuan di hari Sabtu dan Minggu.Untungnya hari off, dan untuk pertama kalinya sejak bergabung dengan Departemen Digital, aku tidak menghidupkan laptop di Sabtu Minggu. Karena, tubuh ini tidak sanggup diajak duduk dan ngulik Youtube serta mengecek naskah, video konten, juga live report tim yang on duty.  

Hari Senin, karena  kondisi badan masih belum membaik. Aku memutuskan WFH. Dan akhirnya mendapat info di grup, ada produser yang positif Covid seperti yang kuceritakan di paragraf pembuka di atas.

Dari list tracingan itu, aku diminta HR untuk tes antigen di Kurnialab Palsel, hari Selasa, 25 Januari 2022. 

Nah, hasil pemeriksaan antigen itu aku dinyatakan positif. Muncul satu garis merah tebal, dari sampel swab hidung.

"Mas langsung di swab PCR ya. Untuk lebih memastikan hasilnya," kata petugas lab yang juga memintaku tidak usah masuk kerja dan mulai isolasi sampai hasil PCR keluar 24 jam kemudian.

Positif

Pulang dari tes antigen dan PCR, kami sekeluarga memutuskan isolasi . Anak tidak boleh lagi bermain keluar rumah, kami tidur terpisah, dan selalu pakai masker di dalam rumah. Aku bahkan pakai masker dobel.

Sejumlah skenario kami siapkan, jika hasil PCR positif (saya pun mengungkapkan perkiraan/feeling hasil PCR bakal tetap positif, supaya anak istri tidak kaget jika hasilnya kurang menggembirakan). 

Dan begitulah, hasil PCRku positif (Hasil ini diumumkan manager dan satgas Covid kantor). Istri dan anak yang dilakukan tes PCR terpisah juga hasilnya positif.

Sesuai skenario, jika kami semua positif maka kami pun melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah. Aku ngabari Satgas RT RW, pihak puskesmas, memberitahu ketua blok perumahan, ngabari keluarga lain, dan pastinya pihak sekolah anak karena pada hari Senin dia masih ikut upacara.

Alhamdulillah, keluarga, tetangga dan kantor baik banget. Sejak hari pertama  isoman, berdatangan bantuan dan logistik. Satgas RT RW kami memang sudah terlatih sejak awal pandemi, untuk menyokong kebutuhan warganya yang positif covid 19 dan isoman. 

Bukan karena tidak punya uang, tapi memang tidak bisa keluar rumah untuk belanja kebutuhan sehari-hari, demi mencegah penularan ke warga lain.

Manager Digital membelikan aku oximeter. Alat yang berguna banget memantau saturasi oksigen dan denyut nadi kami selama isoman.Semoga Allah SWT membalas kebaikan Mas Bos!

Satgas RT RW, mengerahkan bapak ibu seluruh blok untuk mensuplai makanan bagi kami sekeluarga. Mereka bergantian memberi bantuan, kemudian logistik bantuan itu dicantelin di gerbang rumah kami di pagi serta siang hari. Semoga Allah SWT melimpahkan berkah untuk bapak ibu dan Satgas RT RW.


Produser dan EP Kompas Tengah patungan mensuplai jus yang seger banget ini. Makasih gaes! Semoga kehangatan kalian dibalas Allah SWT.


   

Aneka madu, qusthul hindi dan minyak kayu putih disuplai ibu-ibu musholla, keluarga dan ustad mentor One Week One Juz. Insyaallah menyembuhkan, terimakasih untuk kebaikan kalian semua.



Lima hari setelah dinyatakan positif, badanku masih belum pulih. Aku tidak merasakan demam, karena suhu tubuh normal di 36,5. Tapi badan berasa sumuk terus, keringetan. Mudah terengah-engah, dan tidak ada gejala sesak nafas.

Hari ini, aku tidak lagi merasakah cekit cekit di punggung. Yang bersisa tinggal kliyengan dan pegel-pegel. 

Istri juga masih kliyengan, perut kembung, dan badan juga pegel-pegel. Sementara anak, tiga hari setelah dinyatakan positif tidak lagi batuk-batuk. Sama seperti aku, mereka tidak ada gejala demam dan sesak nafas (semoga memang tidak ada sampai kami dinyatakan 100 persen sembuh).

Oia, selama isoman aku dipantau PIC Covid Puskesmas Pamulang Timur dan PIC Covid HRD Kompas TV. Mereka yang tiap hari menanyakan bagaimana kondisiku sekeluarga. Terimakasih Bu dan Mbak PIC. (*)



Kalau ini peralatan standart kami selama pandemi. Stok yang berguna, mendukung isoman.

 





  


Share
Banner

EKMALMNA

Post A Comment:

0 comments: