slider

Recent

Diberdayakan oleh Blogger.

Logo TVRI dari Masa ke Masa

  Logo TVRI sejak 2019. Lebih milenial tapi mirip DW Jerman Deutsche Welle atau DW adalah TV dan Radio plat merah Jerman. Selain untuk warga...

Cari Blog Ini

Navigation

Astra, Membangun Manusia Indonesia dengan Hati


Siang itu, 11 Oktober 2017 puluhan siswa sekolah dasar berkumpul di  Rumah Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kapuas Hulu, di Jalan Budaya, Putussibau, Kabupaten Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. Wajah mereka berseri-seri, sumringah. Karena bakal segera menerima sepatu dan tas baru yang selalu diidamkan anak usia sekolah seperti mereka.

Jangan bandingkan mereka dengan anak-anak di Pulau Jawa; Pacitan, Tasikmalaya, Serang atau Jakarta. Jangan bandingkan pula dengan rekan mereka di ibu kota Kalimantan Barat: Pontianak.

Berbeda dengan teman-teman mereka di Jawa atau Pontianak, bagi anak-anak sekolah di Kapuas Hulu, sepatu atau tas merupakan sarana penunjang pendidikan yang kerap diidam-idamkan.

Terletak di teras Indonesia, Kapuas Hulu jadi salah satu kabupaten di Kalimantan Barat yang berbatasan langsung dengan  Sarawak,Malaysia Timur. Sayangnya meski kabupaten ini berdiri sejak tahun 1953, atau delapan tahun sesudah Indonesia merdeka, nyatanya kondisinya tidak terlalu menggembirakan.

Astra International dan Bupati Kapuas Hulu menyerahkan bantuan tas serta sepatu untuk pelajar. 60 tahun kiprahnya, Astra International turut membangun manusia Indonesia. (foto:pressrealese.id) 


Bupati Kapuas Hulu AM Nasir bahkan mengakui kabupaten yang dipimpinnya sebagai wilayah 3T. “Kapuas Hulu termasuk wilayah 3T, yaitu wilayah Indonesia Tertinggal, Terjauh dan Terluar,” katanya.

Kabupaten Kapuas Hulu seolah memang jauh di mata sekaligus jauh dari pembangunan. Bayangkan saja, untuk menuju kabupaten ini kita harus menempuh perjalanan darat dari Pontianak sejauh 814 kilometer (sejauh jarak Jakarta ke Malang). Atau bisa juga naik perahu menyusuri Sungai Kapuas sejauh 846 kilometer. Benar-benar melelahkan, karena akses transportasi sulit dan medan yang tak bersahabat.

Namun jika uang anda berlebih, silakan gunakan jalur udara. Dari Pontianak menuju ibu kota Kapuas Hulu Putussibau tiap hari dilayani dua maskapai: NAMair dan Garuda Indonesia. Tapi seberapa kuat dompet warga, untuk tiap minggu memakai moda transportasi ini?

Peta posisi Kabupaten Kapuas Hulu (foto: wikipedia)


Tidak hanya infrastruktur, Kapuas Hulu juga dihadapkan kendala bidang pendidikan yang serius. Kabupaten dengan 23 kecamatan ini, pada Januari 2017 dilaporkan kekurangan  1.200 guru SD dan SMP untuk mengajar di 406 SD, dan 96 SMP. Penambahan tenaga guru tidak bisa serta merta dilakukan, karena keterbatasan anggaran kas daerah. Pendek kata, sebagai daerah 3T Kapuas Hulu memang perlu terobosan untuk mengakhiri persoalan yang mbulet ini.

Untuk meringankan beban itulah, PT Astra Internasional Tbk pada Oktober lalu datang ke Kapuas Hulu. Lewat program GenerAKSICERDAS, Astra menyerahkan bantuan 2.000 sepatu dan 500 tas untuk anak-anak sekolah se-Kapuas Hulu.

Tak hanya di Kapuas hulu, Astra juga menyerahkan 10.000 paket pendidikan berisi 8.000 sepatu dan 2.000 tas sekolah ke daerah tertinggal lain. Seperti Kabupaten Yahukimo (Papua), Kabupaten Jeneponto (Sulawesi selatan) dan Kabupaten Buton ( Sulawesi Tenggara). Bantuan pendidikan seperti ini, sudah dilakukan Astra sejak tahun 2015.

Membangun dengan Hati
Aksi sosial lewat tas dan sepatu di Kapuas Hulu hingga Yahukimo,  jadi peneguhan Astra membangun manusia Indonesia dengan hati. Membangun manusia Indonesia dengan mencerdaskan akal budi mereka.

Program pendidikan lewat tajuk Astra untuk Indonesia Cerdas  merupakan salah satu  kepedulian sosial Astra , selain bidang kesehatan (Astra untuk Indonesia Sehat), lingkungan (Astra untuk Indonesia Hijau) dan kewirausahaan (Astra untuk Indonesia Kreatif).

Semua itu merupakan bukti tanggung jawab sosial yang dilandasi semangat Catur Dharma , selama 60 tahun Astra berkiprah di Indonesia.

Catur Dharma yang merupakan DNA Astra itu antara lain: Menjadi milik yang bermanfaat bagi bangsa dan negara, Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan, Menghargai individu dan membina kerja sama, dan Senantiasa berusaha mencapai yang terbaik.

DNA sosial yang kuat, membuat perusahaan yang didirikan William Soeryadjaya bersaudara jadi salah satu perusahaan di Indonesia yang punya daftar panjang di bidang CSR. Tak hanya panjang, program Astra dikenal kontinyu dan tepat sasaran demi “memanusiakan”  masyarakat Indonesia.

Beberapa CSR Astra yang rutin dan menguatkan imej Astra di bidang pendidikan antara lain: membangun rumah pintar di sejumlah provinsi, rutin menyelenggarakan Forum Komunikasi Sekolah Binaan (FKSB) Astra untuk sharing informasi dan mengapresiasi prestasi di bidang pendidikan, melakukan pendampingan serta pembinaan sejumlah sekolah Astra, hingga pemberian beasiswa bagi siswa/mahasiswa sampai guru dan dosen.

Sementara di bidang kesehatan, Astra juga rajin menggelar pengobatan gratis lewat layanan Mobil Kesehatan Astra (Mokesa). Sebuah program yang diakui sangat mobile dan berhasil menyentuh masyarakat yang selama ini  sulit menikmati akses kesehatan.

Di luar pendidikan dan kesehatan, Astra menyalurkan dana CSRnya ke bidang lingkungan dan penguatan ekonomi rakyat. Beberapa yang fenomenal adalah Kampung Berseri Astra di 27 provinsi, kegiatan penanaman pohon, serta mengedukasi warga lewat program bank sampah senilai lebih dari satu miliar rupiah. Hingga 2017, total dana CSR Astra untuk seluruh bidang mencapai 529 miliar rupiah.

Program penghijauan Astra International di Kabupaten Cianjur, Jawa barat.  Bentuk kepedulian Astra untuk lingkungan yang lestari. (foto:astra.co.id)


Tidak Sekadar Mengejar Laba
William Soeryadjaya mengawali bisnis Astra 60 tahun lalu. Tepatnya di tahun 1957, dengan berbisnis di  bidang pemasaran minuman ringan hingga hasil bumi. Siapa menyangka, perusahaan yang awalnya hanya memiliki empat karyawan itu, kini menjadi salah satu perusahaan kebanggaan Indonesia dengan  lebih dari 200 ribuan karyawan.

Berawal dari satu perusahaan kecil, Astra International Tbk kini punya 208 perusahaan yang tersebar di tujuh lini bisnis. Mulai dari bisnis otomotif, keuangan, alat berat, infrastruktur, agribisnis, perbankan, hingga properti. Dan istimewanya, banyak bisnis Astra selalu masuk daftar Kompas100, simbol perusahaan yang sehat, menguntungkan dan diburu di lantai bursa.

Moncernya bisnis Astra International Tbk terlihat dalam laporan keuangan akhir Oktober lalu. Seperti dikutip dari laman Kompas.com, pada kuartal tiga 2017, Astra membukukan laba bersih sebesar 14,18 triliun rupiah. Angka ini meningkat 26 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2016 sebesar 11,27 triliun rupiah. Sebuah prestasi di tengah melambatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Sumbangan laba terbesar untuk Astra, tetap dipegang sektor  otomotif. Bisnis ini berhasil menyumbang 6,6 triliun rupiah atau meningkat sepuluh persen dibanding tahun sebelumnya. Angka yang positif meski sektor otomotif tertekan pemberian diskon dampak ketatnya persaingan di pasar mobil.

Hingga November 2017, penjualan mobil dengan merk di bawah bendera Astra seperti Toyota, dan Daihatsu masih merajai daftar top twenty mobil terlaris tanah air. Menurut data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia  (Gaikindo),  Toyota berhasil menjual  28.797 unit mobil, disusul Daihatsu dengan 16.360 unit dari total penjualan mobil nasional 96.191 unit.

Sukses Astra menguasai pasar mobil Indonesia , disumbang oleh mobil sejuta umat Avanza dengan angka penjualan pada November 2017 mencapai 10.070 unit. Disusul Kijang Innova  6.079 unit,Toyota Calya 5.493 unit,  Daihatsu Sigra 4.816 unit, Daihatsu Gran Max Pick Up 3.902 unit, dan Daihatsu Xenia 3.758 unit.



Sukses penjualan otomotif dan peningkatan guyuran laba tidak membuat Astra melupakan orang-orang di sekitarnya. Sesuai semangat Catur Dharma atau The Astra Way , Astra selalu ingin memberi manfaat bagi Indonesia.

Gurihnya laba, disalurkan Astra untuk membiayai program-program penguatan ekonomi kerakyatan. Lewat Yayasan Dharma Bakti Astra, korporasi ini aktif membina lebih dari 10 ribu UMKM, mendirikan 16 lembaga pengembangan bisnis, menginisiasi 10 lembaga mikro, dan menyalurkan bantuan bagi lebih dari 97 ribu warga. Pendek kata, Astra ingin sukses bersama seluruh bangsa Indonesia. Astra tidak sekadar berorientasi laba.


60 Tahun Menginspirasi
60 tahun sejak berdirinya, Astra benar-benar jadi inspirasi Indonesia. Loyalitas, nasionalisme, semangat berbagi dan semangat pantang menyerah jadi nilai-nilai yang identik dengan Astra.

Jika  menilik sejarah dunia otomotif Indonesia, siapa mengira Astra bisa sesukses ini? Hingga awal tahun 1970-an, pasar otomotif Indonesia masih dikuasai mobil dan motor made in Amerika dan Eropa yang dikenal kokoh, tangguh dan kuat sejak masuknya kendaraan bermotor pertama di bumi nusantara, Hildebrand und Wolfmuller buatan Jerman pada tahun 1893.

Jejak pertama Toyota masuk Indonesia dicatat oleh Toyota Land Cruiser beratap canvas di tahun 1961. Saat Departemen Transmigrasi, karena pertimbangan harga akhirnya memilih mengimpor built up 100 unit Land Cruiser dari Jepang, dibanding membeli jip Willys Amerika atau Land Rover Inggris yang harganya lebih mahal.

Sementara Astra baru mulai usaha otomotif di tahun 1969, saat pemerintah mewajibkan perusahaan pembuat mobil luar negeri mendirikan agen tunggal pemegang merek (ATPM). Di moment inilah, William Soeryadjaya mulai berbisnis otomotif. Diawali merakit truk Chevrolet, sebelum akhirnya memasarkan mobil Jepang khususnya Toyota.

Perjalanan Astra menjual mobil Jepang sebenarnya tidaklah mudah. Dominasi dan hegemoni otomotif Amerika dan Eropa begitu kuat. Di awal kehadirannya, mobil-mobil Jepang yang dipasarkan Astra dipandang sebelah mata. Dicap mobil kaleng kerupuk, karena bodynya yang tipis dan ringkih seperti kaleng.

Sekali lagi, pantang menyerah dan inovatif adalah DNA Astra. Cibiran tak meruntuhkan semangat Astra memasarkan mobil-mobil Jepang. Pemasaran yang cerdas, dan keberhasilan membuktikan mobil Jepang tidak seburuk yang dibayangkan orang, akhirnya jadi gerbang sukses Astra di Indonesia.

Toyota Kijang generasi pertama dirilis tahun 1977.  Terjual lebih dari 26 ribu unit sekaligus jadi titik balik mobil Jepang menguasai jalanan di tanah air. (foto;toyota-id.com)


Sukses Astra menguasai jalanan di Indonesia makin terbuka seiring diluncurkannya mobil niaga legendaris Toyota Kijang tahun 1977. Sejak saat itulah, Astra kian berkibar dan mobil dan motor Jepang pun membalik keadaan jadi favorit keluarga Indonesia menyingkirkan kendaraan buatan Amerika dan Eropa.

William Soeryadjaya (foto:wikipedia)

Keteladanan William Soeryadjaya
Bicara sukses PT Astra International Tbk, tak bisa dipisahkan dari nama besar  William Soeryadjaya. Sosok pendiri Astra yang meletakkan pondasi dan DNA Astra lewat Catur Dharma. Seperti dikutip dari buku “Man of Honor”, William selalu meyakini, Astra adalah berkah dari Sang Pencipta sehingga Astra punya kewajiban mengembalikan berkah dan sukses mereka seluas-luasnya kepada masyarakat.

Tak heran, jika semangat Catur Darma itu kini direalisasikan seluruh insan Astra lewat beragam program CSR di tengah masyarakat.



Keteladanan Oom William, juga diakui Wakil Presiden Jusuf Kalla,  saat peluncuran buku Man of Honor: Kehidupan, Semangat dan Kearifan William Soeryadjaya di  tahun 2012. Karakter spiritual seorang William, menurut Kalla terlihat dari kejujuran dan ketulusannya menghargai orang lain.
Kedewasaan menghargai perbedaan juga diutarakan JK sebagai sisi positif seorang William. “Om William selalu mengingatkan saya untuk sholat. Dia juga selalu mengingatkan tentang keimanan, meski kita berbeda agama," kenang Jusuf Kalla.

Dan akhirnya, William Soeryadjaja dan 60 tahun perjalanan PT Astra Internasional Tbk jadi berkah bagi Indonesia. Menginspirasi kita.(*)


Share
Banner

EKMALMNA

Post A Comment:

0 comments: