slider

Recent

Diberdayakan oleh Blogger.

Logo TVRI dari Masa ke Masa

  Logo TVRI sejak 2019. Lebih milenial tapi mirip DW Jerman Deutsche Welle atau DW adalah TV dan Radio plat merah Jerman. Selain untuk warga...

Cari Blog Ini

Navigation

Sunrise Terindah di Muka Bumi

     Foto: The Stupas of Borobudur karya Prihanda Muhardika




               

                Fajar belum merekah, semburat mentari dari timur pun  masih malas-malasan. Namun suhu dingin dan rasa kantuk tak  menyurutkan langkah kaki kami. Para pelancong, penikmat  sunrise untuk mencapai puncak candi terbesar di Asia Tenggara ini. Segarnya embun di rerumputan tersapu kaki-kaki kami yang bergegas mantap. Kami berjalan berbanjar, mengikuti jalan setapak. Ada seorang pemandu wisata di depan sana yang membuka jalan  menuju puncak Borobudur.
                Dari atas sana, kami bisa menyaksikan salah satu sunrise terindah di muka bumi. Menyaksikan mentari menyembul di antara empat gunung: Merapi, Merbabu, Sumbing dan Sundoro dari puncak candi memang sebuah kenikmatan luar biasa. Kabut yang berarak dan langit yang berubah dari gelap jadi keungu-unguan ditingkahi jingga  dan akhirnya membiru benar-benar Mahakarya Sang Khalik yang memesona. Dan yang lebih membanggakan, panorama indah ini ada di bumi Indonesia.
                Berbekal satu senter mungil dari pihak Hotel Manohara, tiap pelancong membelah pagi buta. Sembari berjalan, tampak sinar senter berkelebat seolah-olah pedang cahaya dalam film Star Wars. Ada sekitar 20 turis kala itu, lebih banyak berasal dari luar negeri. Saat perkenalan di lobby, dari pihak hotel tahulah saya mereka berasal dari Australia, Jerman, dan beberapa turis Malaysia. Saya sendiri menemani empat kru production house asal Thailand, menjadi fixer mereka untuk menggarap video documenter menapak tilas sejarah  Sriwijaya dan Majapahit.
                Berbeda dengan para turis lain yang sengaja menginap di Hotel Manohara, karena keperluan footage kami harus berangkat dari Yogyakarta. O ya Borobudur ini terletak 40 kilometer Barat Laut Yogya. Rombongan kami menginap di Kota Budaya itu, sebab dari pagi hingga petang sebelumnya harus shooting beberapa spot wisata lain.
                Untuk mengambil spot sunrise dari puncak candi dari abad 9 itu tidaklah gratis. Kami pada tahun 2008 lalu harus merogoh sekitar Rp 200 ribuan per orang. Bagi tamu yang menginap di hotel tentu ada special rate. Karena tahu menginap di Yogya, pihak Hotel Manohara mewanti-wanti kami  supaya tiba di hotel di kaki Borobudur itu paling telat pukul 03.30 WIB.
                Hotel Manohara ini terletak di dalam Kompleks  Taman Wisata Candi Borobudur, Magelang, Jawa Tengah.  Sehingga punya akses khusus untuk bisa jualan Sunrise dan Sunset dari puncak candi karya Raja Samaratunga dari Wangsa Syailendra tersebut.
                Saya kembali terlempar ke suasana “trance” sunrise di Borobudur ini setelah menikmati foto berjudul The Stupas of Borobudur karya Prihanda Muhardika yang dimuat di website Dji Sam Soe Potret Mahakarya Indonesia 2013. Oleh panitia, foto ini dinilai lolos masuk 6 besar pemenang, sebuah ganjaran yang menurut saya  sepadan. Sebab untuk memperoleh view seperti ini harus meluangkan waktu khusus. Dan terutama  rela mengurangi jatah tidur, hehehehe.
                Perjalanan dari lobby Hotel Manohara menuju puncak candi yang ditemukan penjajah Belanda tahun 1814 itu tak lebih dari setengah jam. Tidak terlalu melelahkan, kecuali episode mendaki tangga curam nan panjang di tubuh Borobudur.
                Saat tiba di puncak Borobudur, rombongan pun pecah dengan sendiri. Semua punya misi dan visi masing-masing tentang sunrise yang dalam hitungan beberapa menit lagi akan menyapa bumi. Hanya diam yang tertelan bunyi angin berdesir di antara puluhan stupa yang terasa saat itu.
                Tidak terlalu penting lagi bicara, karena semua konsentrasi penuh memandang ke arah timur. Di sudut sana, Merapi seperti sedang menghisap cerutu disaksikan Merbabu yang diam membatu. Asap putih dari puncak gunung teraktif di dunia itu menembus langit yang gelap pekatnya mulai memudar.
                Seiring pecahnya sinar mentari di cakrawala timur, samar-samar siluet stupa hadir menyapa. Sementara kabut tipis berarak di sekitar pebukitan Menoreh, jauh di sana tampak garis-garis ladang atau sawah milik para petani. Angin semakin dingin dank keras menusuk kulit. Tapi tetap tak bisa menyurutkan semangat para pemburu sunrise pagi ini. Pemandangan terindah di muka bumi ini pun hadir di depan kami. Indahnya Indonesia! Mahakarya Ilahi yang berpadu dengan mahakarya buatan anak negeri.
                Tentu ada alasan Raja Samaratungga membangun Borobudur di tempat seindah ini. Pikiran liar saya pun bercuatan, boleh jadi Raja dari Wangsa Syailendra itu telah melakukan survey lokasi dan panorama terbaik secara detil, sebelum menyusun ribuan bebatuan ini.  Sehingga akhirnya kita bisa menikmati view terindah di kolong jagat. Selain mengabadikan lewat kamera, kita tentu berharap pemandangan indah di Borobudur ini tetap lestari hingga puluhan generasi mendatang.(ekmal muhammad)

                
             Archa Budha Menyaksikan Merbabu Karya Ekmal Muhammad

TIPS BERBURU SUNRISE di BOROBUDUR
- Lihat kalender, pastikan dulu tanggal hunting di hari bulan tanpa hujan. Meski hujan diatur yang Maha Kuasa, tapi sebagai umat yang baik :) sebaiknya berikhtiar datang di musim kemarau. Kenapa? supaya terjamin tidak terganggu hujanlah. Musim kemarau juga menjamin kita dapat view bersih plus langit biru saat golden time pukul 09.00 WIB.
- Jika bukan penduduk asli Borobudur, sebaiknya persiapkan akomodasi sebaik mungkin. Menginaplah di penginapan yang banyak di sekitar candi, mulai rumah penduduk hingga hotel berbintang tersedia kok.
- Bawalah kamera berikut lensa-lensanya. Lensa wide jangan lupa! Persiapkan juga speelite, batere tambahan, tripod, kabel release dan tisu lensa secukupnya (untuk mengelap embun nakal).
- Pastikan semua peralatan ready on fire…batere penuh, memory card kosong, kamera gak rusak.
- Supaya gak terlambat, pasang weker atau minta tolong pihak hotel membangunkan kita di jam yang disepakati (morning call). Sebaiknya sudah berada di kaki Candi Borbudur paling telat pukul 03.30 WIB.
- Selain Hotel Manohara, kata beberapa teman ada beberapa penginapan lain yang juga menyediakan paket Sunrise trip seperti ini. Rajin-rajin saja nanya ke resepsionis ya.
- Tentunya selain dari puncak Borobudur, sunrise di kawasan ini juga bisa dijepret dari spot lain. Kabarnya ada sebuah spot yang lebih memberi kesan mistik (agak-agak berkabut gimana gitu…) di sekitar perkampungan di Pebukitan Menoreh. Kalau sempat coba tanya penduduk sekitar Borobudur yang ramah-ramah itu.
- Siapkan baju yang nyaman plus  baju hangat atau kain sarung juga boleh kok. Wkwkwkw. Bawalah juga topi dan kacamata hitam, karena lewat jam 09.00 WIB cahaya matahari akan sangat terik di puncak Borobudur.
- Bawalah  air mineral dan snack pengganjal perut dalam ransel. Karena menaiki tangga Borobudur lumayan membakar lemak dan menimbulkan dahaga.
- Enjoy your trip! .(ekmal muhammad)

         Borobudur dari halaman Hotel Manohara karya Ekmal Muhammad

 







Share
Banner

EKMALMNA

Post A Comment:

0 comments: