slider

Recent

Diberdayakan oleh Blogger.

Logo TVRI dari Masa ke Masa

  Logo TVRI sejak 2019. Lebih milenial tapi mirip DW Jerman Deutsche Welle atau DW adalah TV dan Radio plat merah Jerman. Selain untuk warga...

Cari Blog Ini

Navigation

Merefresh Jiwa Indonesia Lewat The Raid

MAHAKARYA  Indonesia is back!! Dji Sam Soe kembali lagi dengan gawean Mahakarya Indonesia. Tahun ini tema yang diangkat benar-benar menggelitik, Jiwa Indonesia. "Ada apa dengan Jiwa Indonesia? " tanya sejumlah blogger yang hadir di gathering yang digagas rokok kretek khas nusantara itu.
Lewat Blogger Gathering di Kopicini, Hotel Kartika Chandra, Jakarta, Rabu (29/4/2015) malam ini, akhirnya pertanyaan itu terjawab. Menghadirkan narasumber yang asyik seperti Sejarahwan JJ Indra yang selama ini giat di Komunitas Bambu, Yayan Ruhian master silat nasional, dan Nanang Hape seorang dalang Wayang Urban, teka-teki tema yang sebetulnya berat itu tersingkap.
Dji Sam Soe lewat ajang ini ingin kembali mengajak kita untuk mengenal jiwa-jiwa luhur yang sebenarnya sudah ada dalam DNA kita. Nilai luhur yang ribuan tahun mengalir dalam keseharian warga nusantara.
Kita tentu kenal nilai-nilai kehidupan seperti: kerendahan hati, kesabaran, kegigihan dan gotong royong. Nah, empat nilai inilah yang setidaknya menurut kajian tim Mahakarya Dji Sam Soe sangat Indonesia banget! Empat nilai inilah yang genuine kita.
Saya percaya jiwa  Indonesia tidak sebatas empat nilai di atas. Masih banyak nilai-nilai positif yang tentu sangat Indonesia.  Namun tanpa perlu memperdebatkan, empat nilai di atas memang pantaslah dikampanyekan.
Di tengah bangsa ini yang terus menerus gaduh, upaya Dji Sam Soe untuk mengajak kita kembali mengenali jiwa Indonesia pantas diapresiasi. Karena sangat mungkin, kita terus menerus gaduh sebab hilang kendali atas jiwa kita sendiri. Tercerabut dari nilai-nilai luhur manusia Indonesia.

Antara Jepang dan Yayan Ruhian
Empat nilai yang diusung Dji Sam Soe sebenarnya nilai yang universal. Bangsa lain pun memilikinya. Jepang, Jerman, bahkan Malaysia tentu kenal rendah hati, gotong royong, sabar dan gigih itu.Begitu juga bangsa Tiongkok atau Rusia.Tentu dengan versi masing-masing.
Jika sama-sama memiliki, kenapa Indonesia seolah tertinggal? Tidak usah dulu sejajar dengan Jepang yang sudah lama mengaum jadi macan Asia. Dengan Malaysia, negeri ini sudah beberapa langkah tertinggal.
Menurut JJ Rizal kita tertinggal karena lupa dengan nilai-nilai luhur bangsa sendiri. "Krisis  kita hari ini adalah krisis nilai. Kita lupa pada nilai-nilai luhur bangsa. Filosofi, local wisdom kita hari ini kurang diamalkan,"beber Rizal.
Rizal sepertinya tidak berlebihan. Bila menyimak kejayaan Jepang, kita bakal sadar bahwa bangsa yang maju itu adalah yang bisa  menjadi dirinya sendiri. Tegak dengan falsafah serta nilai-nilai positif yang menjadi DNAnya. Jujur, bangga pada budaya sendiri, punya rasa malu,  dan pantang menyerah adalah nilai-nilai yang identik dengan negeri Doraemon ini. Berapa banyak politisi Jepang mundur bahkan harakiri karena malu berbuat tidak terpuji.
Semangat Jepang yang bangga pada nilai-nilai dan budaya bangsa sendiri, saya lihat ada pada sosok Yayan Ruhian. Yayan dengan bangga mengangkat kejujuran, sabar, gigih dan gotong royong khas Indonesia lewat pencak silat.Pendek kata nilai-nilai  Indonesia  sangat terwakili dalam jurus pencak  Yayan di layar lebar.
"Silat itu mahakarya Indonesia. Ini bukan sekadar olahraga tapi juga ada nilai-nilai luhur bangsa kita,"kata Yayan yang mengakui silat kini makin diminati di luar negeri karena dinilai punya nilai-nilai luhur manusia.
Aktor laga yang meroket dalam Merantau, The Raid dan The Raid 2: Berandal begitu bangga dengan pencak silat. Dengan passion, master silat ini membuat seni beladiri Indonesia itu terlihat sangat indah juga  keren. Pertarungan sengit dengan Iko Uwais yang mahir silat Mateka/Tiga Berantai membuat dunia berdecak kagum.
Lepas dari teknik kamera dan editing ciamik arahan sutradara Gareth Evans, Yayan dan Iko mampu menghidupkan Keindonesiaan kita lewat jurus-jurus silat mereka. Mereka berhasil menggapai Holywood dengan akar budaya sendiri. Kesabaran, kegigihan, rendah hati dan semangat kebersamaan  untuk membesarkan bela diri negeri sendiri benar-benar membuahkan pengakuan internasional.Yayan dan Iko mampu membuat kita sadar bahwa pencak nggak kalah dengan jujitsu, karate juga kungfu. Mereka sukses merefresh jiwa luhur Indonesia. "Pencak silat bukan lagi sekadar bungkus, tapi benar-benar terangkat filosofinya dalam film. Filosofi luhur Indonesia tentunya," ujar Yayan. Yah, pada akhirnya Yayan menyadarkan kita, tidak mesti kebarat-baratan untuk go international! (*)
Share
Banner

EKMALMNA

Post A Comment:

0 comments: