slider

Recent

Diberdayakan oleh Blogger.

Envio Kretek Jambu

Sigaret kretek tangan buatan PT Leni Jaya Tobacco, Kudus: Envio Kretek Jambu 12 Barang menemani mimin nongkrong di warkop.  .  E...

Cari Blog Ini

Navigation

Sensasi Lepas Landas dengan Wings Air ATR 72-500




Pesawat ATR 72 seri 500 adalah pesawat baling-baling/turboprop made in France. Pesawat ini tergolong nyaman dan nggak terlalu banyak guncangan saat mengudara di tengah barisan awan.
Dengan kapasitas 72 hingga 78 penumpang, kabin ATR 72 masih sangat lega.

Pada bulan Juni 2012, saya berkesempatan merasakan sensasi terbang dengan ATR 72 milik maskapai Wings Air, perusahaan yang masih satu bendera dengan Lion Air. Atau lebih kurang, setahun sebelum seluruh operasional layanan penerbangan umum di Bandara Polonia, Medan dipindahkan ke Bandara Kuala Namu di Deli Serdang. Pemindahan sendiri, terjadi pada Kamis, pukul 00.00 WIB,  25 Juli 2013.

Memiliki panjang landasan sekitar 2,9 kilometer, saat ini Bandara Polonia sudah beralih fungsi sebagai bandara militer dengan otoritas penuh TNI Angkatan Udara.

Kembali ke ATR 72..
Penerbangan ke Nias dengan ATR 72 merupakan yang perdana bagi saya. Sebelumnya saya beberapa kali pulang pergi Medan - Gunung Sitoli untuk tugas jurnalistik dengan pesawat perintis CN 235 Merpati Nusantara Airline, Casa 212 milik maskapai perintis Sabang Merauke Air Charter (SMAC) bahkan menumpang Hercules Manunggal Air saat peliputan gempa Nias 2005.

Di tahun 2012, harga tiket Wings Air Medan-Gunung Sitoli sekitar 380 ribu rupiah. Dengan lama penerbangan 40 menitan, harga ini tergolong murah dibanding harus menempuh jalur darat Medan-Sibolga dan dilanjutkan dengan menumpang kapal feri Sibolga-Gunung Sitoli yang bisa memakan waktu 22 jam.

Bandara Binaka, lebih kurang 19 kilometer dari kota Gunung Sitoli di tahun 2012 memang hanya bisa dijangkau dengan pesawat-pesawat turboprop.Dengan panjang runway 1,8 kilometer dan lebar 30 meter membuat Bandara Binaka belum bisa didarati jet berbadan lebar.

Wings Air sendiri membuka penerbangan Medan- Gunung Sitoli sejak tahun 2010. Kehadiran ATR 72 ini merupakan bagian dari belanja besar Lion Air yang saat itu membeli 25 ATR 72 seri 500 dan seri 600  demi melayani rute-rute perintis di Indonesia.

Hadirnya Wings Air ke Nias, membuat masyarakat makin banyak pilihan. Sebelumnya destinasi ini hanya dilayani Merpati Nusantara, SMAC, dan Riau Airline maskapai milik Pemprov Riau.

Tidak hanya itu, kehadiran Wings Air dengan tiket di bawah 400 ribuan rupiah, juga sangat menguntungkan masyarakat. Mengingat sebelum tahun 2010 harga tiket Medan - Gunung Sitoli rata-rata antara 500 ribu hingga 600 ribu rupiah.

ATR 72-500 yang punya mesin lebih canggih dan senyap, juga berhasil memangkas lama penerbangan dari 50 menit dengan maskapai lain jadi hanya 40 menitan dengan jasa Wings Air.Mantapkan!

Dengan kapasitas angkut 72-78 penumpang, Wings Air juga berhasil menyalip  Merpati dengan CN 235 (35-40 penumpang), atau Foker 50 Riau Airlines (40-50 penumpang).

Di tahun 2004 saya juga pernah naik C 212 SMAC Air, kapasitasnya hanya belasan penumpang. Namun setelah 2005, SMAC makin sering tidak beroperasi karena armadanya kerap rusak.

Hampir sama dengan SMAC, Merpati Nusantara yang mengoperasikan CN 235 dan pesawat made in China Xian MA-60 juga kerap bermasalah, entah karena pesawat rusak atau pesawat delay.Merpati akhirnya juga tutup buku.Disuntik mati pemerintah. :(

Sementara Foker 50 milik Riau Airlines (RAL) akhirnya berhenti operasional sejak tahun 2011. RAL
yang 60 persen sahamnya dimiliki Pemprov Riau, belakangan meninggalkan masalah hukum bagi Bupati Nias terkait penyertaan modal 6 miliar rupiah ke maskapai tersebut di tahun 2007.

Saat ini di tahun 2018, pesaing Wings Air adalah Garuda Indonesia. Maskapai plat merah ini juga mengoperasikan ATR 72 yang memang diakui sangat nyaman, aman dan bisa diandalkan melayani rute-rute pendek.

Berkurangnya maskapai yang melayani rute Kuala Namu - Binaka menimbulkan efek lain. Yakni harga tiket melonjak. Saat ini harga tiket rute ini baik Wings maupun Garuda antara 600 ribu hingga 800 ribu rupiah. Dan di saat hari raya atau libur panjang, selembar tiket rute yang tergolong gemuk ini bisa tembus 1,2 jutaaan. (*)









Share
Banner

EKMALMNA

Post A Comment:

0 comments: