slider

Recent

Diberdayakan oleh Blogger.

Logo TVRI dari Masa ke Masa

  Logo TVRI sejak 2019. Lebih milenial tapi mirip DW Jerman Deutsche Welle atau DW adalah TV dan Radio plat merah Jerman. Selain untuk warga...

Cari Blog Ini

Navigation

Puluhan Juta dan Cinta Untuk Nyawa Mercedes 220S


Urusan Hobi, kadang membuat orang jadi ketagihan. Dimardi Abas contohnya, pengusaha radio di Medan ini terkenal tak mau hitung-hitungan mewujudkan hobynya. Dia rela menghabiskan puluhan juta rupiah , untuk mobil tua koleksinya.

Begitu masuk ke rumahnya di kawasan Jalan Cut Nyak Dhien, Medan,Jumat (30/07/2010) perhatian kita akan langsung terpikat ke dua unit mobil klasik yang gagah menggoda. Ya, itulah mobil tua koleksi Bang Ucok (begitu nama akrab lelaki ini). Sebuah Mercedes Benz 220S lansiran tahun 1956 dan satu Chevrolet tipe 190 keluaran tahun 1963. Meski tua, keduanya masih tampak menawan.
Lelaki berusia 63 tahun ini mengaku mengoleksi mobil tua sejak tahun 2001. Dulu koleksi ada ada tiga unit. "Tapi yang satu sudah nggak ada," kata ayah dari dua orang anak itu.

Dari kedua mobil itu, Boss Kiss Groups ini paling menyukai Mercedes 220S. Mobil buatan Jerman itu dicat hitam metalik. Tak heran, saking sayangnya mobil itu saban hari dipajang di teras rumahnya yang disulap jadi garasi terbuka.

Bukan tanpa alasan, kecintaan Dirmadi pada mobil berjok warna putih ini karena di jamannya, mobil ini tergolong mewah. Mercedes 220S merupakan produksi khusus, jumlahnya pun terbatas. "Kalau naik mobil ini, saya seolah kembali ke masa lalu. Saya seakan merasa jadi tuan tanah yang sangat kaya," katanya sembari tertawa geli.

Nostalgia dan rasa bangga, begitulah perasaan Bang Ucok terhadap Mercedes 220S itu. Rasa bangga makin membubung, ketika melintas di jalan raya banyak mata tertuju pada mereka. "Kalau saya sudah naik mobil ini, orang-orang pada melihati saya," katanya menambahkan.

Mercedes berplat BK 220 SS itu diperoleh Bang Ucok dari sebuah bengkel di Jalan Juanda Medan. Kondisinya mati total, tapi seluruh bodynya masih orisinil dan hanya butuh sedikit polesan. Iseng-iseng dia mengajukan tawaran.

Beruntung, si pemilik mobil bersedia menjualnya. Meski hanya mengeluarkan Rp 20 juta, tapi untuk mengembalikan mobil itu seperti sedia kala cukup sulit, karena suku cadangnya sudah langka. Kadung jatuh cinta, Bang Ucok mulai hunting suku cadang. Butuh dua tahun untuk memperoleh suku cadang yang sesuai. Dompet pun makin dalam dirogoh, total menghabiskan Rp 40 juta . "Ini soal kesenangan. Saya suka kalau mobil itu kembali seperti semula," kata Bang Ucok mantap.

Kini mobil itu kembali seperti sedia kala, meski beberapa bagian spare part-nya sudah tak original. Mampu menghidupkan sesuatu yang antik menjadi tantangan yang membanggakan. Sejak saat itu, Mercedes 220S selalu menemani waktu senggangnya.

Sampai hari ini, Bang Ucok tak pernah berniat menjual koleksinya itu. Meski banyak kolektor yang menawar. Padahal setiap bulan , alumnus Fakultas Teknik USU itu masih harus keluar modal untuk perawatannya. Tapi itulah kepuasan. (*)

Reporter: Deny Syafrizal
Fotografer: Taufan
Editor : Ekmal Muhammad


Share
Banner

EKMALMNA

Post A Comment:

0 comments: