November 2017 jadi pertemuan terakhir kami. Dua hari sebelum tiba di Jakarta sudah ditelponnya aku. "Kita harus jumpa Bang! Aku ikut pelatihan di Jakarta,". Pesan WA makin rajin dikirim di hari keberangkatan dan saat tiba di ibukota.
Wajahnya sumringah, saat kuajak keliling secuil peta Jakarta. Naik Transjakarta dan belanja oleh-oleh untuk keluarga di Sarinah Plaza.
Putera Tanjungpura, Langkat ini memang nggak suka merepotkan orang. Ketika kutawari jalan-jalan naik taksi ditolaknya. "Yang murah meriah aja. Taksi di Batam banyak," dia menolak tawaranku. Maka jadilah kami naik Transjakarta, yang memang tak ada di kotanya.
Melangkahlah kami ke halte TJ terdekat. Gerimis tak menyurutkan semangatnya. Berkali-kali dia minta dipotret dengan background gedung pencakar yang memang makin menawan kala malam. Atau di selasar halte TJ yang panjang terang benderang. "Tolong foto di sini bang. Nggak ada ini di Kepri sana,"
Dia memang sahabat yang unik. Seunik oleh-oleh yang dipilih untuk anak-anaknya: Beberapa kantung jamu. Oleh-oleh sehat bermanfaat, sekaligus bisa menghemat perdiem dari pelatihan. "Sisa mentahnya bisa untuk istri di rumah,"katanya.
Dalam pertemuan November lalu, lebih banyak dia yang bercerita. Dan aku sebagai pendengar setia. Bercerita panjang dia soal kehidupannya di Batam. Tentang cita-cita, tentang usaha kerasnya menghidupi keluarga. Tentang hal-hal yang tak bisa disebutkan di sini.
Dan tentu saja bernostalgia masa lalu sebagai orang-orang ring satu. "Kita ini pemenang bang.Tapi kenapa jadi berserakan seperti ini?"
Nadanya meninggi. Ada kegusaran. Apalagi saat menyinggung janji-janji yang tak ditunaikan.
Setelah pertemuan itu, tak pernah lagi kami berkabar. Hingga akhirnya Juni lalu aku diberitahu kondisi kesehatannya yang memburuk. Dan hari ini, ia pun berpulang. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun.
Selamat jalan Indra Kusuma.Menghadaplah dengan tenang. Kau adalah pemenang! Para ksatria tak pernah ingkar janji. Bukan begitu Ndra???
Palmerah, 11 Agustus 2018
Kumpulan Jejak Perjalanan
slider
Recent
Diberdayakan oleh Blogger.
Envio Kretek Jambu
Sigaret kretek tangan buatan PT Leni Jaya Tobacco, Kudus: Envio Kretek Jambu 12 Barang menemani mimin nongkrong di warkop. . E...
Cari Blog Ini
-
ASMARAMAN S. (KHO PING HOO) Asmaraman Sukowati Kho Ping Hoo (juga dieja Kho Ping Ho , Hanzi: 許平和 ; pinyin: X ǔ P í ngh é , lahir di S...
-
Logo TVRI sejak 2019. Lebih milenial tapi mirip DW Jerman Deutsche Welle atau DW adalah TV dan Radio plat merah Jerman. Selain untuk warga...
-
Sigaret kretek tangan buatan PT Leni Jaya Tobacco, Kudus: Envio Kretek Jambu 12 Barang menemani mimin nongkrong di warkop. . E...
Click here to load more...
Post A Comment:
0 comments: