slider

Recent

Diberdayakan oleh Blogger.

Logo TVRI dari Masa ke Masa

  Logo TVRI sejak 2019. Lebih milenial tapi mirip DW Jerman Deutsche Welle atau DW adalah TV dan Radio plat merah Jerman. Selain untuk warga...

Cari Blog Ini

Navigation

Perjuangan Mudik dan Halal bi Halal

Mudik ke kampung halaman membutuhkan perjuangan ekstra. Terjebak kemacetan berjam-jam di perjalanan tidak mengendurkan semangat untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarga.(www.cnnindonesia.com)
Lebaran tinggal hitungan hari. Seperti tahun-tahun sebelumnya, jutaan orang meninggalkan kota. Mudik ke kampung halaman. Berjuang demi bisa berkumpul bersama sanak saudara di hari kemenangan.

Seperti  dikutip dari laman liputan6 dot com (21/07/2017), lembaga Development and Islamic Studies (IDEAS) memprediksi   jumlah pemudik saat Lebaran tahun ini bisa tembus angka 33 juta orang. Angka ini lebih besar dari proyeksi jumlah pemudik versi Kementerian Perhubungan yang berkisar 28,99 juta pemudik.

Meski beda, baik 33 juta maupun 28,99 juta orang, angka proyeksi ini tetap menggambarkan adanya lonjakan dari Lebaran 2016. Tahun itu pemudik mencapai 26,36 juta orang.  Dan yang pasti sekitar 65 persen dari semua angka itu adalah pemudik dari  Jakarta dan kota-kota besar lain di Indonesia dengan tujuan kabupaten/kota di  Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta,dan Jawa Timur.

Selain ada lonjakan, arus mudik 2017 juga dibayang-bayangi insiden kemacetan di pintu keluar tol Brebes Timur. Seperti diketahui, dalam insiden yang lebih dikenal sebagai peristiwa Brebes Exit atau Brexit itu para pemudik terjebak kemacetan luar biasa di jalur tol Brebes, Jawa Tengah.

Kala itu, ratusan kendaraan terjebak kemacetan sejak 3 hingga 5 Juli 2016. Bottle neck di pintu tol Brebes yang merupakan imbas belum benar-benar tuntasnya proyek tol Trans-Jawa tersebut. Dilaporkan insiden ini mengakibatkan 13 orang meninggal dunia, akibat kelelahan. Begitu hebatnya peristiwa ini, sejumlah media asing sampai melaporkan moment tersebut.

Uniknya, insiden Brexit tetap tak menyurutkan warga untuk mudik kembali ke kampung halaman. Perjalanan mudik seorang warga Jakarta menuju Ungaran, Jawa Tengah meski sudah terhubung dengan  ruas tol Trans-Jawa tetaplah membutuhkan perjuangan lebih. Naik mobil pribadi maupun kendaraan carteran tetap sama letihnya dengan perjalanan mudik dengan bus AKAP.

Hari-hari ini perjalanan mudik menuju berbagai kabupaten/kota di Jawa Timur dari Bekasi, Jawa Barat sama beresikonya dengan perjalanan mudik via jalur darat yang ditempuh sebuah keluarga dari Medan, Sumatera Utara  menuju Muara Enim, Sumatera Selatan.  Namun semua resiko tersebut tak menyurutkan semangat bertemu keluarga di daerah asal.

Perjalanan mudik seperti tahun-tahun sebelumnya, tetaplah perjalanan yang beresiko, melelahkan dan penuh perjuangan. Persiapan dana sama pentingnya dengan persiapan fisik agar berhasil menuntaskan kerinduan dengan bapak, ibu, paman, bibi, adik, kakak serta para keponakan di kampung kelahiran atau desa tempat kita tumbuh dan berkembang.

Tidak ada yang lebih indah selain berlebaran di kampung halaman. Mengucapkan takbir dan sholat ied bersama keluarga serta jiran tetangga merupakan kerinduan yang selalu hadir tiap Lebaran tiba.(www.annida-online)

Semua rangkaian mudik yang biasanya dimulai 7 hari jelang lebaran, akan mencapai klimaksnya saat kita tiba di rumah ayah bunda tanpa kurang suatu apa. Perjalanan ratusan kilometer terbayar lunas oleh guyuran air di desa asal.

Lelah dan penat hilang seiring dengan tegukan air pertama kala buka bersama di ujung Ramadan di rumah orangtua. Gundah gulana karena deraan kemacetan di jalur Pantura sekonyong-konyong lenyap, bersama kekhusyukan menyebut asma Allah di malam takbiran di musholla atau masjid di tempat asal.

“Allaahu akbar.. Allaahu akbar.. Allaahu akbar. Laa ilaaha illallaahu wallaahu akbar. Allaahu akbar walillaahil hamd.”

Memohon maaf dan ampunan ke bapak ibu jadi moment puncak tiap Lebaran. Keharuan seperti ini membayar lunas semua lelah yang harus dijalani selama perjalanan mudik. (Image: www.kompas.com)

Dan mahkota perjalanan mudik adalah saat kita bersimpuh di hari kemenangan di kaki ibu bapak, usai sholat ied  di tanah lapang. Dalam suasana hening bahkan haru, memohon maaf dan ampunan atas semua tingkah polah selama setahun terakhir yang mungkin tidak pas dan menyakitkan perasaan. Halal bi halal. (*)
Share
Banner

EKMALMNA

Post A Comment:

0 comments: