slider

Recent

Diberdayakan oleh Blogger.

Logo TVRI dari Masa ke Masa

  Logo TVRI sejak 2019. Lebih milenial tapi mirip DW Jerman Deutsche Welle atau DW adalah TV dan Radio plat merah Jerman. Selain untuk warga...

Cari Blog Ini

Navigation

Nabung 28 Tahun Untuk Naik Haji



"Bagi saya, istriku tetap ada dalam perjalanan haji ini,"
Parno, Calon Haji Labuhan Batu

PARNO Waluyo, pria renta berkumis putih tipis ini selalu tersenyum. Senyum bahagia pria berusia 74 tahun itu bukan tanpa sebab. Setelah menabung 28 tahun, Parno akhirnya berangkat ke Tanah Suci.

Parno, pria asal solo ini datang ke Sumatera Utara saat berusia 14 tahun. Tahun 1958 dia menerima tawaran bekerja sebagai buruh kontrak. Dari Jawa dia menumpang kapal tujuan Belawan, dan dilanjutkan perjalanan darat menuju Labuhan Batu. Butuh waktu 5 hari 6 malam untuk mencapai tanah impiannya.

Sebagai buruh kontrak perkebunan sawit, dia digaji Rp 45 ribu per bulan. Gaji tersebut ia gunakan untuk biaya hidup sehari-hari..

Setelah beberapa tahun berkerja, Parno dan istri bertekad pergi ke Tanah Suci. Mereka pun berkeras tiap bulan menabung. Uang sebanyak Rp 45 ribu itu, sebagian ia sisihkan untuk membeli lahan kebun. Gajinya juga bertambah pada tahun 1980 menjadi Rp 60 ribu. Selain dari gaji, pria kelahiran 12 desember 1936 ini ikut main "tarikan" dan uang hasil tarikan sebesar Rp 400 ribu ia simpan untuk membeli lahan untuk berkebun.

Dari tabungannya itu, Parno berhasil membeli 4 hektar tanah di dekat rumah, daerah Mampang, Padang Pasir pada tahun 1982.

Hasil berkebun terus ia tabung dengan tujuan dapat pergi menuju rumah Allah bersama istrinya tercinta. Tapi takdir berkata lain, tahun 1996 Mariyem, istri tercintanya meninggal dunia.

Kepergian Mariyem tak membuat Parno terus berduka, sambil menghidupi 9 anaknya dia terus bekerja dan menabung.

Cita-citanya ke Tanah Suci mulai terbuka, saat tahun 2005 berhasil mendaftarkan diri menjadi calon jamaah haji. Dia membayar secara mencicil, pertama membayar Rp 17 juta. Lalu pada tahun 2006, ia membayar kembali Rp 5 juta.Dan tahun 2010 ini, Parno berhasil melunasi sisa cicilan sebesar Rp 11 juta.

Kini Parno, tidak mengejar dunia lagi. Dia hanya ingin hidup baik dan dingin di akhirat.Pria ini ingin berkumpul bersama istrinya mariyem.

Doa untuk istrinya tersayang juga selalu ia simpan dan akan dipanjatkan saat ia tiba di Tanah Suci. "Bagi saya, istriku tetap ada dalam perjalanan haji ini," kata Parno sambil berkaca-kaca. (vdh)

Tulisan ini sudah terbit di Harian Tribun Medan, Senin (11/10/10)


Reporter/Fotografer: Eva Dhany

Redaktur: Ekmal Muhammad

Share
Banner

EKMALMNA

Post A Comment:

0 comments: