slider

Recent

Diberdayakan oleh Blogger.

Logo TVRI dari Masa ke Masa

  Logo TVRI sejak 2019. Lebih milenial tapi mirip DW Jerman Deutsche Welle atau DW adalah TV dan Radio plat merah Jerman. Selain untuk warga...

Cari Blog Ini

Navigation

Meniru Totalitas Seorang Lady Gaga



LADY GAGA akhirnya dipastikan gagal mentas di Jakarta. Tak jadi mentasnya pecipta sekaligus penyanyi pop ini karena Polda Metro Jaya enggan mengeluarkan rekomendasi konser  3 Juni 2012 mendatang.

"Tak sesuai dengan budaya Indonesia," itulah alasan Polda Metro Jaya melarang perhelatan penyanyi bernama asli Stefani Joanne Angelina Germanotta  ini. Apalagi pihak promotor penyelenggara juga tak pernah mengajukan surat izin keramaian.

Lady Gaga, harus diakui memang seniman luar biasa. Meskipun aksi-aksi  panggung dan dalam video clipnya selalu kelewat seksi. Yeah, penyanyi asal New York, Amerika Serikat ini memang sensasional.

Sebelum booming jadi penyanyi, Lady Gaga lebih dulu dikenal sebagai penulis lirik dan aranjer musik brilian. Belajar piano sejak usia 4 tahun, dia sudah membuat lagunya sendiri di usia 13 tahun.

Lirik dan lagu pernah diciptakannya untuk boyband ngetop era 90-an New Kids On The Block (NKOTB), Britney Spears, Pussycat Dolls dan Fergie.

Sebagai penyanyi, nama Lady Gaga mulai melambung lewat debut album  The Fame tahun 2008. Di seluruh dunia, The Fame telah terjual lebih dari empat belas juta kopi. Single  Just Dance menduduki top chart Australia, Kanada, Belanda, Irlandia, Inggris, dan Amerika Serikat. Album ini juga masuk nominasi Grammy Award untuk Rekaman Dansa Terbaik.

Lepas dari kontroversi gaya seronoknya yang kerap nyaris telanjang yang amat  tak layak ditiru, atau kecanduannya pada obat-obatan, juga beberapa liriknya yang nakal dan mengundang birahi. Lady Gaga harus diakui merupakan seniman jenius.

Keseronokan seorang Lady Gaga tak hanya mengundang kontroversi di Indonesia. Tak cuma diprotes  Front Pembela Islam atau Majelis Ulama Indonesia. Tapi juga kerap dianggap lebay oleh para kritikus musik barat sendiri.

Melihat semua aksi Lady Gaga yang mengumbar syahwat, manajemen Maidany Musik Inspirasi bersama seluruh jaringan komunitasnya yang tergabung dalam My Com  juga tegas menolak kehadirannya.

Selain tak sesuai nilai-nilai timur dan tentu saja keislaman, pornoaksi dan pornografi yang ironisnya banyak disukai generasi muda Indonesia itu tentu tak bisa dibenarkan.

Meski kontroversial, Lady Gaga juga jadi angin segar dunia musik. Out of the box dan orisinil, serta totalitas membuat pesan-pesan dalam lagunya (meski ada yang buruk dan nyerempet porno) cepat diserap khalayak. Hal-hal yang harus diakui tak dimiliki semua seniman, bahkan dari golongan "baik-baik".

Mengaku diinspirasi  Freddie Mercury Vokalis band legendaris Queen dan David Bowie, membuat Lady Gaga  selalu tampil 1.000 persen. Ya 1.000 persen untuk seni yang dipilihnya. Setting panggung, tata lampu, weardrop hingga penari latar  dan koreografer semua selalu direncanakan secara profesional. Tak cuma sekadar ada, tapi juga full entertaint!

Profesionalisme dan totalitas seorang Lady Gaga memang harus ditiru. Buang porno dan hal-hal buruk darinya. Tapi ambil dan adopsi sisi positif yang sukses menjual lirik-lirik lagu ke masyarakat dunia.

Apalagi, Lady Gaga pun dikenal sebagai dermawan luar biasa.  Beragam kegiatan amal dan kemanusiaan diterjuni.

Pada 24 Januari 2010 misalnya, Gaga menggelar konser The Monster Ball Tour untuk membantu korban Gempa Haiti 2010. Tak cuma uang tiket, semua keuntungan penjualan produk onlinestorenya senilai $US 500.000  atau  setara Rp 4,75 miliar diberikan semua untuk membantu korban bencana di negara itu.

Hal serupa tapi beda dilakukan setelah gempa bumi dan Tsunami menghajar Jepang pada 11 Maret 2011. Gaga langsung mentweet sebuah pesan dan tautan untuk Japan Prayer Bracelet (Gelang Pendoa Jepang). Dia pun merancang gelang amal yang sukses terjual, dan keuntungan US$ 1,5 juta atau setara Rp 14.25 miliar pun berhasil disalurkan ke para korban.

Begitulah seorang Lady Gaga, kita tak perlu mencontoh keseronokan dan pornoaksi yang kerap diusungnya ke atas panggung. Tapi jika ingin sukses di dunia musik, atau bisnis lain pun maka totalitas dan profesionalisme ala Lady Gaga harus ditiru tentu dengan balutan syar'i.

Alangkah indahnya, jika grup musik Islami  yang sukses di top chart dunia. Atau getol menggalang dana bermiliar-miliar untuk membantu korban bencana, menolong warga miskin, juga aksi sosial melawan penyakit HIV/AIDS! Tiru yang positif dari Lady Gaga,  buang yang negatif. (ekmal muhammad)

NB. Tulisan ini untuk website Maidany
Share
Banner

EKMALMNA

Post A Comment:

0 comments: