slider

Recent

Diberdayakan oleh Blogger.

Logo TVRI dari Masa ke Masa

  Logo TVRI sejak 2019. Lebih milenial tapi mirip DW Jerman Deutsche Welle atau DW adalah TV dan Radio plat merah Jerman. Selain untuk warga...

Cari Blog Ini

Navigation

Meski Indie Tapi Sejajar Maher Zein


Diskusi Tribun Bersama Maidany



DIAM-DIAM tapi berprestasi, itulah ungkapan tepat untuk grup musik Maidany. Selama 17 tahun grup yang digawangi empat anak muda Medan ini eksis di jalur indie. Puncaknya pada Maret 2012 kemarin mereka dinobatkan sebagai jawara Indonesian Nasheed Award 2012.

Award ini bukan sembarangan, Maidany meraihnya setelah bersaing dengan grup nasyid lain. Dalam perhelatan yang digelar Asosiasi Radio Islam Nusantara (AIRIN)  dan Forum Silaturahmi Nasyid Indonesia (FSNI) dinobatkan sebagai kampiun dalam kategori  Islamic Romanticuntuk tembang  Mengukir Cinta di Belahan Jiwa.

Indonesian Nasheed Award 2012 bukanlah award kacangan. Sejak digelar perdana tahun 2011,
ratusan grup nasyid Indonesia, dan grup mancanegara yang albumnya beredar di tanah air ikut meramaikan persaingan.

Saat itu Maidany sudah menunjukkan geliat prestasi. Di edisi perdana grup yang lebih senang disebut grup senandung berhati ini sudah unjuk gigi masuk nominasi di tiga kategori.

Pada perhelatan kedua, Maidany harus bersaing dengan sejumlah nama besar yang sudah malang melintang di jagad musik Indonesia. Sebut saja  Shoutul Harakah, Alief, Mahiba, dan tentu saja Maher Zain.

Maidany terasa istimewa, karena mereka justru meraih prestasi ini lewat jalur indie. Hanya berbekal pola marketing dan distribusi keping rekaman secara mandiri.

"Kami mendistribusikan lagu-lagu Maidany lewat email. Kami jemput bola menelpon stasiun- stasiun radio. Lagu-lagu kami sudah mengudara di seluruh tanah air plus Singapura, dan Malaysia," kata Tanti yang didaulat mengurusi bagian kesekretariatan dan manajemen Maidany.

Tanti hadir di redaksi Tribun Medan, Sabtu (5/5) bersama seluruh personel Maidany ( Sadeq, Amri Si Jiwa, Yusmariono, dan Aqos). Diskusi semakin seru, karena Maidany juga membawa sejumlah kru pendukung perjuangan mereka seperti Ryan, Rika, Dani, dan Bambang.

Sadeq menuturkan selama 17 tahun berkarya di jalur indie, band yang lahir tahun 1995 ini sudah beberapa kali bongkar pasang personel. Sejauh ini mereka memiliki 33 alumni, menelurkan enam  album

Beberapa tembang yang sangat lekat dengan penggemar misalnya Kaca yang Berdebu, Mengukir Cinta di Belahan Jiwa, Bahasa Jiwa, dan Bukan Sang Hakim. Beberapa hits di atas selama 17 tahun terakhir keluar masuk tops chart stasiun-stasiun radio seluruh Indonesia.

" Kami  ingin menjadi grup musik yang universal. Menyanyi untuk menyampaikan pesan-pesan kebaikan tanpa terhalang sekat-sekat," kata Sadeq sembari menjelaskan saat ini mereka ingin masuk major label.

Amri yang kerap dijuluki Si Jiwa menambahkan, Maidany ingin mengangkat nasyid sebagai seni yang berkelas dan elegan sekaligus membuktikan Islam yang rahmatan lil alamin.

" Untuk itulah kami tak mau terjebak simbol-simbol. Kita ingin menghadirkan nasyid yang lebih segar dan punya warna baru," ujar Amri yang mengaku mulai melakukan eksperimen memasukkan unsur-unsur etnik dalam aransemen musik Maidany.

Selain unsur etnik, Amri juga menegaskan musik dan lirik Maidany sangatlah universal. Tak melulu bicara ketuhanan, mereka juga menggarap hubungan antar manusia, cinta, persahabatan, dan soal cinta keluarga.

Balutan musik maidany bakal lebih berkarakter, karena ada nuansa musik-musik di luar pakem nasyid. Jangan heran jika pada suatu saat kelak, anda akan mendengarkan musik Maidany yang ngebeat ala RnB, ngeblues, bahkan dalam balutan jazz!

Meski beredar di jalur indie, saat ini  lagu-lagu Maidany  sangat populer di Pulau Jawa, Sulawesi, Papua, Malaysia dan Mesir. Bahkan selama belasan tahun mereka terus manggung dan show dari satu kota ke kota lain. Saat ini mereka tengah menyelesaikan proyek kompilasi bersama 12 grup nasyid di Malaysia.

Nah, jika anda berminat mengundang mereka menyanyikan Kaca yang Berdebu silakan kunjungi facebook atau website Maidany. (ekmalmuhammad)


Tulisan ini pernah diterbitkan Harian Tribun  Medan, Minggu, 6 Mei 2012
Share
Banner

EKMALMNA

Post A Comment:

0 comments: